Kamis, 22 Desember 2011

Hari Ibu

Search di Wikipedia : 
Hari Ibu adalah hari peringatan atau perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya. Peringatan dan perayaan biasanya dilakukan dengan membebastugaskankan ibu dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya.
Di Indonesia hari ini dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional. Ditandai dengan Upacara Bendera di instansi-instansi Pemerintah. Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu ditetapkan pada Kongres Wanita ke-3 yang diadakan di Bandung pada tanggal 22 Desember 1938.
Pentingnya makna seorang Ibu sehingga ditetapkan sebagai perayaan Nasional lebih pada penghargaan kepada kaum Ibu yang melahirkan kita. Terlihat dari maraknya status BBM, FB atau Tweet yang isinya "Selamat Hari Ibu...", "I Love U Mom", "Mom, you are my everything" dan mengganti DP dengan foto ibu tersayang masing-masing. 
Bagi saya pribadi, sosok Ibu adalah segalanya mulai terharu biru Ga ada bandingannya, ga ada kata yang sanggup melukiskan rasa sayang dan rasa terima kasihku buat Ibu. Saat ini saya sudah menikah, dan sedang mengandung anak pertama, tak lama lagi saya akan jadi seorang Ibu. Apa yang saya rasakan sebagai seorang anak, akan berganti peran menjadi perasaan seorang Ibu. Ibu yang berjuang membesarkan anaknya, mengasuh dan merawat tanpa kenal lelah. Apa pun yang dilakukan anaknya, senakal apapun, kasih sayang Ibu tetap akan tercurah. Whoaa, nakal aja disayang apalagi jadi anak baik. Emang ga ada bandingannya deh kasih sayang seorang Ibu.
sebuah lagu anak, liriknya : 
Kasih Ibu, kepada Beta. Tak terhingga sepanjang waktu. Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang Surya menyinari dunia. 
Lagu itu menggambarkan bahwa kasih sayang Ibu kepada anaknya diibaratkan seperti sinar matahari yang menyinari dunia, tak akan pernah berhenti sampai nanti tiba waktunya dunia ini berakhir. Trus kasih sayang Ibu yang hanya memberi, tak harap kembali. Memberi terus ya, tanpa nagih balesan apa-apa, tanpa memikirkan resiko apapun akan ditempuh, tanpa melihat apakah anaknya berterima kasih ataupun tidak. 
Sebuah tulisan sederhana ini dipersembahkan untuk Ibuku tersayang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar